MATERI MESIN SEKRAP
Bagian – Bagian Utama Mesin Sekrap
Dengan mengatur penyetel ini, maka posisi langkah
dapat distel sesuai kebutuhan tanpa merubah panjang langkah.
Eretan ini berfungsi untuk menurunkan
pahat, dimana posisinya dapat dimiringkan.
Pada
badan ini terdapat landasan luncur untuk lengan, dan terpasang roda gigi
pengatur kecepatan.
Fungsinya merupakan
tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja.Meja mesin didukung dan
digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretanlintang dapat diatur
otomatis.
Fungsinya untuk
menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkolmenggunakan pengikat
lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepitpelindung lengan agar
gerakannya lurus.
Fungsinya untuk mengatur
atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit
Untuk menyekrap secara
otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjangengkol yang mengubah gerakan
putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurusmeja. Dengan demikian meja
melakukan gerak ingsutan (feeding).
2.3Bagian-Bagian Mesin Shaping
Sumber:http//:edukasi.kompasiana.com
2.1.2
Jenis-jenis
Pahat Sekrap
Terdapat beberapa jenis pahat sekrap yang digunakan sesuai
fungsinya, diantaranya:
2.1.3
Alat – Alat
Cekam
Alat- alat cekam yang dapat kita gunakan untuk mencekam benda
kerja pada proses sekrap, antara lain:
Ø
Ragum mesin
Terdiri atas:
·
Rahang belakang bergerak
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang relative kecil.
·
Kedua rahang bergerak
Dengan rahang jenis ini maka memungkinkan pencekman benda kerja yang
relative besar.
![]() |
2.4 Ragum Mesin
Sumber:modul shaping,ISTC, page 4
Ø
Klem
Terdiri atas:
Proses pengklemannya yaitu dengan cara
menekan benda kerja.
2.5
Klem Penekan
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 5
Pemasangan klem ini terletak pada bagian samping
benda kerja, yang berfungsi menahan geseran. Dengan klem ini memungkinkan
permukaan benda kerja dapat terpotong semua.
![]() |
2.6
Klem Samping
Sumber:modul shaping,
ISTC,page 5
Ø
Kepala pembagi
Digunakan
apabila dibutuhkan pembagian kearah melingkar..
![]() |
2.7 Kepala Pembagi
Sumber:modul
shaping,ISTC,page 5
2.1.4
Kapasitas
Mesin Sekrap
Ukuran
mesin sekrap ditentukan oleh:
·
Panjang langkah maksimum
·
Pergeseran maksimum meja kea rah melintang
·
Jarak maksimum antara meja dan lengan luncur
·
Ukuran meja
2.2 Teori khusus
2.2.1
Mekanisme
Kerja Mesin Sekrap
Pada mesin sekrap terdapat motor penggerak yang berfungsi
untuk menyalurkan putaran untuk menghidupkan mesin, untuk menyampaikan putaran
dari roda gigi ke komponen-komponen mesin yang bergerak, maka terdapat beberapa
elemen mesin yang digunakan seperti:
·
Belt
·
Puli
·
Rangkaian roda gigi
·
Poros engkol
·
Poros transporter
·
Porong lurus
·
Dan lain-lain
Dengan adanya elemen-elemen tersebut maka dapat terjadi mekanisme
sebagai berikut:
Ø
Tenaga dari motor penggerak disalurkan langsung
ke puli yang terhubung langsung dengan motor penggerak. Kemudian dari puli yang
terhubung langsung dengan motor penggerak disalurkan lagi ke puli yang
terhubung dengan poros engkol dengan menggunakan belt.
Ø
Setelah itu pada poros engkol yang terhubung
dengan puli terdapat poros dengan rangkaian roda gigi, dimana roda gigi
tersebut berfungsi sebagai roda gigi pengatur kecepatan.
Ø
Setelah itu di atas poros roda gigi pertama,
terdapat rangkaian roda gigi II yang berfungsi sebagai penyalur gerakan
kerangkaian roda gigi yang ke III. Dimana rangkaian roda gigi tersebut
terhubung dengan roda gigi besar (roda gigi heliks ) yang berfungsi sebagai
penggerak lengan ayun. Dimana ketiga rangkaian roda gigi ini tersusun secara
pararel.
Ø
Pada lengan ayun terdapat poros yang terhubung
dengan roar gigi besar akan tetapi tidak sesumbu, dimana pad aporos tersebut
terdapat pelat yang apabila poros tersebut semakin menjauh dari sumbu maka
gerakan ayun akan semakin besar dan begitupun sebaliknya.
Ø
Selain itu, pada lengan ayun terdapat pula poros
berulir yang tersusun melintang(tegak lurus terhadap lengan ayun), yang
berfungsi sebagai pembawa/ penggerak lengan luncur. Selain itu pada poros
berulir tersebut terdapat pila roda gigi yang berfungsi sebagai pengatur posisi
langkah, serta baut pembuka dan pengunci posisi langkah dan panjang langkah.
Ø
Gerakan melintang meja diatur oleh
adanya poros yang terhubung dengan roda gigi, dimana prinsip kerjanya yaitu
poros mendorong roda gigisehingga terjadi putaran roda gigi yang menyebabkan
terjadi gerakan melintang.
Gerakan melintang meja diatur oleh
adanya poros yang terhubung dengan roda gigi, dimana prinsip kerjanya yaitu
poros mendorong roda gigisehingga terjadi putaran roda gigi yang menyebabkan
terjadi gerakan melintang.
2.8 Komponen Mesin Sekrap
Sumber: http//:gado2s.blogspot.com
2.2.2
Prosedur
Menghidupkan Mesin
Tata cara menghidupkan mesin sekrap :
Ø
Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksauntuk melihat
kemungkinan tertabraknya lengan.
Ø
Menghidupkan motor mesin dengan cara memutar
saklar
Ø
Ketika tuas kopling dimasukan maka mesin akan
mulai bekerja.
Ø
Kemudian mencoba langkah pemakanan (feeding)
dari meja, mulai dari langkah halus
sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.
Ø
Ketika
ingin mematikan mesin maka keluarkan tuas kopling terlebih dahulu, kemudian
tekan tombol OFF mesin, setelah itu tekan tombol emergency mesin, kemudian
kembalikan posisi saklar dalam keadaan OFF
2.2.3
Pencekaman
Benda Kerja
Terkadang benda kerja yang dii proses dengan mesin sekrap
adalah benda kerja yang berbentuk balok, maka alat cekam yang digunakan adalah
ragum.
Dimana
dalam proses pencekamannya memerlukan beberapa alat bantu yaitu:
ü
Karton
ü
Pararel pad
ü
Palu tembaga
Palu tembaga
2.9
Pencekaman Benda Kerja
Sumber:modul
shaping, ISTC, page 8
Dalam
proses pencekaman kita harus memeriksa garis ukuran yang akan disekrap, dimana
garis tersebut harus sejajar dengan mulut ragum.
2.2.4
Pencekaman
Alat Potong
Adapun macam-macam metoda pencekaman alat potong yaitu:
·
Pahat dipasang pada rumah ayunan
kira-kira 30-40 mm keluar dari rumah ayunan. Pada posisi ini pahat cukup kuat
untuk menahan beban potong. Jika terlalu panjang maka pahat akan lentur dan
mungkin akan patah.
Pahat dipasang pada rumah ayunan
kira-kira 30-40 mm keluar dari rumah ayunan. Pada posisi ini pahat cukup kuat
untuk menahan beban potong. Jika terlalu panjang maka pahat akan lentur dan
mungkin akan patah.
2.10
Posisi Alat Potong
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 10
·
Rumah ayunan dimiringkan berlawanan
dengan sisi potong pahat.
Rumah ayunan dimiringkan berlawanan
dengan sisi potong pahat.
2.11 Posisi Alat Potong
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 11
·
Rumah ayunan dipasang tegak lurus
dalam proses pembuatan alur
Rumah ayunan dipasang tegak lurus
dalam proses pembuatan alur
2.12 Posisi Alat potong dalam pembuatan alur
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 11
2.2.5
Proses
Pemotongan Mesin Sekrup
v
Pemotongan datar
Untuk melakuka pemakanan yang banyak maka digunakan
pahat kasar. Besar feeding yaitu 1/3 dari tebal pemakanan.
Kedalaman pemotongan dilakukan dai eretan alat potong, feeding
dilakukan oleh gerakan meja, meja bergeser pada saat lengan luncur bergerak
mundur.
2.13 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Datar
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 16
v
Pemotongan tegak
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan
feeding dilakukan oleh gerakan eretan alat potong.
![]() |
2.14 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Tegak
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 16
v
Pemotongan menyudut
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan
feeding dilakukan oleh eretan alat potong.
![]() |
2.15 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Menyudut
Sumber:modul
shaping, ISTC,page 16
BAB III PEMBAHASAN MATERI
3.1 Penyetingan mesin
Langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mensetting
kecepatan langkah mesin :
1)
Mesin benar-benar harus dalam kondisi OFF
2)
Atur handle pengatur kecepatan langkah mesin pada
posisi yang diinginkan (24,32,42,60,80,120)
3)
Pastikan handle pengatur kecepatan langkah mesin
benar-benar telah tersambung dengan roda gigi yang mengatur kecepatan langkah
yang distel.
Adapun langkah-langkah dalam penyetingan langkah mesin yaitu
:
1)
Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
2)
Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
3)
Putar handlepengatur panjanglangkah mesin ke kiri atau
ke kanan sesuai kebutuhan atau standar yang berlaku (putar ke kiri maka panjang
langkah mesin menjadi kecil, putar ke kanan maka panjang langkah mesin menjadi
besar)
4)
Kencangkan kembali mur pengunci pengatur panjang
langkah mesin.
5)
Kencangkan kembali baut pengunci pengatur posisi
langkah mesin.
1)
Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
2)
Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
3)
Putar handle pengatur posisi langkah mesin sesuai
kebutuhan, (putar kiri = posisi langkah mesin dimajukan, putar ke kanan =
posisi langkah mesin di mundurkan)
4)
Kencangkan kembali baut pengunci untuk mengatur posisi
langkah mesin.
Turunkan pahat sejauh 0,5 mm dengan cara :
a)
Putar handle gerak melintang meja sehinggabenda kerja
ergerak menjauhi alat potong
b)
Kendorkan baut pengunci gerak vertical meja
c)
Putar handle gerak vertical mejasehinggah benda kerja
bergerak naik pada saat alat potong berada posisi lengan ayun paling belakang
d)
Kencangkan baut pengunci gerak vertical meja
e)
Putar handle gerak melintang meja bergerak mendekati
alat potong
f)
Operasikan mesin sehingga alat potong menyayat permukaan
benda kerja sesuai kebutuhan.
3.2 Pencekaman Benda Kerja
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada saat mencekam benda kerja yaitu:
1)
Karena benda yang akan dibuat berbentuk balok, maka
alat cekam yang digunakan adalah ragum
2)
Sebelum melakuka pencekaman benda kerjamaka terlebih dahulu ragum yang
digunakan harus disejajarkan dengan menggunakan dial indicator.
3)
Dalam melakukan pencekaman dibutuhkan beberapa alat
bantu seperti:
Ø
Palu lunak
Ø
Karton
Ø
Pararel pad
Ø
Penyiku
4)
Gunakan pararel pad sebagai landasan benda kerja agar
permukaan bidang kontak rata.
5)
Kemudian kencangkan lengan ragum sambil memukul
permukaan benda kerja dengan pelan, untuk mengencangkan pencekaman
6)
Benda kerja yang dicekam minimal 2/3
bagian.
Benda kerja yang dicekam minimal 2/3
bagian.
3.1
Pencekaman Benda Kerja
Sumber:modul shaping, ISTC,page 8
3.3 Pemotongan / pembuatan bakal balok
Setelah pencekaman dilakukan maka proses selanutnya
yaitu pembuatan bakal balok, dimana tiap sisi bidang bakal balok harus siku.
Adapun proses pembuatan bakal balok yaitu:
1)
Sentuhkan pahat pada permukaan benda kerja, atur pahat
/skala eretan pada posisi nol
2)
Setelah hidupkan mesin sekrap
3)
Kemudian lakukan penyekrapan pada benda kerja dengan
mengatur langkah otomatis untuk gerakan meja.
4)
Setiap selesai mengerjakan suatu bidang, maka periksa
kesikuanya dengan bidang yang telah dikerjakan dan bersihkan sisi tajam beda
kerja dengan menggunakan kikir.
5)
Lakukan pemotongan hinggah ukuran yang tekah
ditentukan.
3.4 Pemarkingan
Setelah bakal balok telah diproleh maka selanjutnya
lakukan pemarkingan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
Alat- alat yang dihunakan dalam proses pemarkingan
yatu:
Ø
Kongkol penggores
Ø
Mistar baja
Ø
Bevel protector
Ø
Penyiku
3.5 Proses Penyekrapan Alur V
Pada proses ini pahat yang digunakan adalah pahat
sekrap kasar lurus.
Adapun proses penyekrapannya
sebagai berikut :
1)
Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan
tegak, dimana posisi pahat sekrap tegak luruus dengan benda kerja.
2)
Kemudian pahat sekrap diletakkan ditengah-tengah alur V
yang akan dibentuk
3)
Setelah itu lakukan pemotongan step demi step sampai
mendekati garis.
4)
Kemudian untuk proses finishing dengan
menggunakan metoda pemotongan menyudut, dimana ktool post pada mesin sekrap
dimiringkan 45 0
5)
Kemudian lakukan pemotongan hinggah alur V menjadi
halus
6)
Periksa kesimetrisan alur V.
Periksa kesimetrisan alur V.
3.2 Posisi Alat Potong Terhadap Benda
Sumber:modul shaping, ISTC,page 12
3.6 Proses Penyekrapan Alur U
Dalam proses pembuatan alur U, maka pahat sekrap yang
digunakan adalah pahat sekrap alur
U. Adapun proses
pembuatannya yaitu:
1)
Pasang pahat alur pada bagian benda yang akan dibuat
alur U, usahakan pahat tidak melewati batas pemarkingan.
2)
Gunakan metode pemakanan secara zig-zag untuk
menghindari kemungkinan pahat akan terjepit pada benda kerja.
3)
Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan
tegak, dimana pahat sekrap tegak lurus terhadap benda kerja.
4)
Lakukan pemotongan hingga mendekati ukuran yang
ditentukan
3.3 Posisi Alat Potong Terhadap Benda
Sumber:modul shaping,ISTC, page 11
3.7 Menghitung Waktu Permesinan
Rumus dasar:
Waktu (t) = jarak/ kecepatan atau t = L/V
3.4 Bakal Balok Blok V
Sumber:Nurul
Shabrina,13/04
Ukuran awal
benda kerja yaitu:
Ukuran yang ingin dicapai yaitu;
·
Bidang 1 = 42 mm
·
Bidang 2 = 42 mm
·
Bidang 3 = 48 mm
Benda
kerja dicekam dengan posisi melintang. maka perhitungannya yaitu:
Ø
L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak
bebas belakang
L
= 50 mm + lebar pahat + 2(lebar pahat)
L
= 50 mm + 16 mm + 2(16) mm
L
= 98 mm
L
= 0,098 mm
Ø
Kecepatan (V)
Dalam hal
ini kecepatan terbagi 2 :
1.
Kecepatan maju (Va)
2.
Kecepatan mundur (Vr)
Dimana
diketahui kecepatan yang digunakan pada saat proses sekrap ini menggunakan
kecepatan 60 m / menit.
Jadi, dapat diketahui bahwa :
Va = 20 m / menit
Vr =
40 m / menit
Jadi,
Ta = jarak / kecepatan maju
Ta = L / Va
Ta = 0,0049 menit.
Tr = jarak / kecepatan mundur
Tr = L / Vr
Tr = 0,00245 menit
Jadi,
waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
= Ta + Tr
=
0,0049 menit + 0,00245 menit
= 0,00735 menit.
Untuk memperoleh waktu
permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) /
feeding
Z = 140
Jadi,
waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th
= T x Z
= 0,00735 menit x 140
= 1,029 menit
n = diameter awal – diameter akhir / depth
n =
8 mm / 1 mm
n =
8 kali.
Jadi
total permesinan bidang 1 yaitu:
T tot = Th x n
= 1,029 menit x 8 kali
= 8,232 menit.
Ø
L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak
bebas belakang
L
= 42 mm+ 16 mm+ 2(16) mm
L
= 90 mm
L
= 0,09 meter
Ta = jarak / kecepatan maju
Ta = L / Va
Ta = 0,0045 menit
Tr = jarak / kecepatan mundur
Tr = L / Vr
Tr = 0,00225 menit
Jadi,
waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
= Ta + Tr
= 0,0045 menit + 0,00225 menit
= 0,00675 menit
Untuk memperoleh waktu
permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) /
feeding
Z =
140
Jadi,
waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th
= T x Z
= 0,00675 menit x 140
= 0,945 menit
n = diameter awal – diameter akhir / depth
n = 8 mm / 1 mm
n = 8 kali.
Jadi
total permesinan bidang 2 yaitu:
T tot = Th x n
= 0,945 menit x 8 kali
= 7,56 menit.
Ø
L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak
bebas belakang
L
= 42 mm+ 16 mm+ 2(16) mm
L
= 90 mm
L
= 0,09 meter
Ta = jarak / kecepatan maju
Ta = L / Va
Ta = 0,0045 menit
Tr = jarak / kecepatan mundur
Tr =
L / Vr
Tr = 0,00225 menit
Jadi,
waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
= Ta + Tr
= 0,0045 menit + 0,00225 menit
= 0,00675 menit
Untuk memperoleh waktu
permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) /
feeding
Z = 123,3
Jadi,
waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th
= T x Z
= 0,00675 menit x 123,3
= 0,8325 menit
n = diameter awal – diameter akhir / depth
n =
4 mm / 1 mm
n =
4 kali.
Jadi
total permesinan bidang 3 yaitu:
T tot = Th x n
= 0,8325 menit x 4 kali
= 3,33 menit.
Jadi
waktu total permesinan untuk memperoleh bakal balok dengan ukuran 42 x 42 x 48
yaitu,
Waktu
total = T tot 1 + T tot 2 + T tot 3
= 8,232 menit + 7,56 menit + 3,33 menit
= 19,122 menit
3.8 Permasalahan dan Solusi
3.8.1 Permasalahan
Selama proses praktikum berlangsung terdapat beberapa masalah
yang dihadapi, diantaranya :
3.8.2 Solusi
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka ada
beberapa solusi yang dapat kita tempuh diantaranya :
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkann pada materi-materi yang telah dibahas
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
Ø
Pada mesin sekrap terdapat motor penggerak yang
berfungsi untuk menyalurkan putaran untuk menghidupkan mesin, untuk
menyampaikan putaran dari roda gigi ke komponen-komponen mesin yang bergerak,
maka terdapat beberapa elemen yang digunakan seperti belt, puli, rangkaian roda
gigi, poros engkol, poros transporter, dan lain-lain.
Ø
Dalam melakukan pencekaman benda kerja untuk
pembuatan Blok V, maka alat cekam yang digunakan adalah ragum, dengan beberapa
alat bantu yang lain seperti pararel pad, karton, palu lunak dan penyiku.
Ø
Dalam proses pembuatan Blok V maka terdapat
beberapa proses yang dilakukan yaitu pembuatan alur Vdan pembuatan alur U.Pada
proses pembuatan alur V maka metoda pemotongan yang digunakan adalah metoda
pemotongan tegak dengan pemakanan step demi step hingga mendekati garis,
kemudian dilakuakan finishing dengan metode pemotongan sudut dimana tool post
dimiringkan 45 0. Sedangkan pada pembuatan alur U, menggunakan
metode pemotogan tegak dengan menggunakan pahat sekrap alur U, dan metode pemakanan
zig-zag.
Ø
Pada saat melakukan perhitungan waktu proses
permesinan maka rumus yang digunakan yaitu panjang benda dibagi dengan
kecepatan permesinan.
4.2 Saran
Selama proses praktikum berlangsung, terdapat beberapa masalah yang belum
dapat diselesaikan , oleh karena itu penulis merasa perlu untuk memberikan
saran sebagai berikut:
Ø
Menemukan cara agar meja tidak bergeser
melintang pada saat menaikkan meja secara vertical untuk menambah pemakanan
benda kerja, agar peserta praktik tidak perlu mensetting ulang mesin.
Ø
Menemukan cara-cara lain yang dapat dilakukan
untuk memperoleh sudut sisi yang presisi pada proses pembuatan alur V, karena
jika menggunakan metoda pengukuran benda secara terus-meneus selama proses
pembuatan alur, maka itu akan sangat sulit dan memperlambat pekarjaan.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar