Senin, 19 Mei 2014

ANALISA MESIN SEKRAP

MATERI MESIN SEKRAP

 MESIN SEKRAP.


 Bagian – Bagian Utama Mesin Sekrap
*     Penyetel posisi langkah
                  Dengan mengatur penyetel ini, maka posisi langkah dapat distel sesuai kebutuhan tanpa merubah panjang langkah.
*       Eretan alat potong
Eretan ini berfungsi untuk menurunkan pahat, dimana posisinya dapat dimiringkan.
*       Badan mesin
      Pada badan ini terdapat landasan luncur untuk lengan, dan terpasang roda gigi pengatur kecepatan.
*       Meja
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja.Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretanlintang dapat diatur otomatis.
*       Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkolmenggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepitpelindung lengan agar gerakannya lurus.
*       Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit
*       Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjangengkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurusmeja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
                                                      2.3Bagian-Bagian Mesin Shaping
                                                          Sumber:http//:edukasi.kompasiana.com
2.1.2        Jenis-jenis Pahat Sekrap
Terdapat beberapa jenis pahat sekrap yang digunakan sesuai fungsinya, diantaranya:
*   Pahat sekrap kasar lurus
*   Pahat sekrap kasar lengkung
*   Pahat sekrap datar
*   Pahat sekrap runcing
*   Phat sekrap sisi
*   Pahat sekrap sisi kasar
*   Pahat sekrap sisi datarpahat sekrap masuk ke dalam atau pahat sekrap masuk keluar diteruskan
*   Pahat sekrap masuk ke dalam atau pahat sekrap masuk ke luar lurus
*   Pahat sekrap profil
2.1.3        Alat – Alat Cekam
Alat- alat cekam yang dapat kita gunakan untuk mencekam benda kerja pada proses sekrap, antara lain:
Ø Ragum mesin
Terdiri atas:
·         Rahang belakang bergerak
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang relative kecil.
·         Kedua rahang bergerak
Dengan rahang jenis ini maka memungkinkan pencekman benda kerja yang relative besar.


 

                        2.4 Ragum Mesin
     Sumber:modul shaping,ISTC, page 4
Ø Klem
Terdiri atas:
*         Klem penekan
Proses pengklemannya yaitu dengan cara menekan benda kerja.
                                         2.5 Klem Penekan
                           Sumber:modul shaping, ISTC,page 5
*      Klem samping
Pemasangan klem ini terletak pada bagian samping benda kerja, yang berfungsi menahan geseran. Dengan klem ini memungkinkan permukaan benda kerja dapat terpotong semua.


 

                                        2.6 Klem Samping
                          Sumber:modul shaping, ISTC,page 5
Ø Kepala pembagi
     Digunakan apabila dibutuhkan pembagian kearah melingkar..


 

                                                  2.7 Kepala Pembagi
                                    Sumber:modul shaping,ISTC,page 5
2.1.4        Kapasitas Mesin Sekrap
Ukuran mesin sekrap ditentukan oleh:
·      Panjang langkah maksimum
·      Pergeseran maksimum meja kea rah melintang
·      Jarak maksimum antara meja dan lengan luncur
·      Ukuran meja

2.2  Teori khusus

2.2.1        Mekanisme Kerja Mesin Sekrap
Pada mesin sekrap terdapat motor penggerak yang berfungsi untuk menyalurkan putaran untuk menghidupkan mesin, untuk menyampaikan putaran dari roda gigi ke komponen-komponen mesin yang bergerak, maka terdapat beberapa elemen mesin yang digunakan seperti:
·         Belt
·         Puli
·         Rangkaian roda gigi
·         Poros engkol
·         Poros transporter
·         Porong lurus
·         Dan lain-lain
Dengan adanya elemen-elemen tersebut maka dapat terjadi mekanisme sebagai berikut:
Ø  Tenaga dari motor penggerak disalurkan langsung ke puli yang terhubung langsung dengan motor penggerak. Kemudian dari puli yang terhubung langsung dengan motor penggerak disalurkan lagi ke puli yang terhubung dengan poros engkol dengan menggunakan belt.
Ø  Setelah itu pada poros engkol yang terhubung dengan puli terdapat poros dengan rangkaian roda gigi, dimana roda gigi tersebut berfungsi sebagai roda gigi pengatur kecepatan.
Ø  Setelah itu di atas poros roda gigi pertama, terdapat rangkaian roda gigi II yang berfungsi sebagai penyalur gerakan kerangkaian roda gigi yang ke III. Dimana rangkaian roda gigi tersebut terhubung dengan roda gigi besar (roda gigi heliks ) yang berfungsi sebagai penggerak lengan ayun. Dimana ketiga rangkaian roda gigi ini tersusun secara pararel.
Ø  Pada lengan ayun terdapat poros yang terhubung dengan roar gigi besar akan tetapi tidak sesumbu, dimana pad aporos tersebut terdapat pelat yang apabila poros tersebut semakin menjauh dari sumbu maka gerakan ayun akan semakin besar dan begitupun sebaliknya.
Ø  Selain itu, pada lengan ayun terdapat pula poros berulir yang tersusun melintang(tegak lurus terhadap lengan ayun), yang berfungsi sebagai pembawa/ penggerak lengan luncur. Selain itu pada poros berulir tersebut terdapat pila roda gigi yang berfungsi sebagai pengatur posisi langkah, serta baut pembuka dan pengunci posisi langkah dan panjang langkah.
Ø  Gerakan melintang meja diatur oleh adanya poros yang terhubung dengan roda gigi, dimana prinsip kerjanya yaitu poros mendorong roda gigisehingga terjadi putaran roda gigi yang menyebabkan terjadi gerakan melintang.
               
  2.8  Komponen Mesin Sekrap
  Sumber: http//:gado2s.blogspot.com


2.2.2        Prosedur Menghidupkan Mesin
Tata cara menghidupkan mesin sekrap :
Ø  Lengan digerakkan dengan cara  memutar roda pemeriksauntuk melihat kemungkinan tertabraknya lengan.
Ø  Menghidupkan motor mesin dengan cara memutar saklar
Ø  Ketika tuas kopling dimasukan maka mesin akan mulai bekerja.
Ø  Kemudian mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulai dari    langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.
Ø   Ketika ingin mematikan mesin maka keluarkan tuas kopling terlebih dahulu, kemudian tekan tombol OFF mesin, setelah itu tekan tombol emergency mesin, kemudian kembalikan posisi saklar dalam keadaan OFF
2.2.3        Pencekaman Benda Kerja
Terkadang benda kerja yang dii proses dengan mesin sekrap adalah benda kerja yang berbentuk balok, maka alat cekam yang digunakan adalah ragum.
Dimana dalam proses pencekamannya memerlukan beberapa alat bantu yaitu:
ü    Karton
ü    Pararel pad
ü    Palu tembaga
                                      2.9 Pencekaman Benda Kerja
                                 Sumber:modul shaping, ISTC, page 8
Dalam proses pencekaman kita harus memeriksa garis ukuran yang akan disekrap, dimana garis tersebut harus sejajar dengan mulut ragum.
2.2.4        Pencekaman Alat Potong
Adapun macam-macam metoda pencekaman alat potong yaitu:
·         Pahat dipasang pada rumah ayunan kira-kira 30-40 mm keluar dari rumah ayunan. Pada posisi ini pahat cukup kuat untuk menahan beban potong. Jika terlalu panjang maka pahat akan lentur dan mungkin akan patah.
                                             2.10 Posisi Alat Potong
                                Sumber:modul shaping, ISTC,page 10
·         Rumah ayunan dimiringkan berlawanan dengan sisi potong pahat.
                                                   2.11 Posisi Alat Potong
                                        Sumber:modul shaping, ISTC,page 11
·         Rumah ayunan dipasang tegak lurus dalam proses pembuatan alur
                                                  
                                       2.12 Posisi Alat potong dalam pembuatan alur
                                        Sumber:modul shaping, ISTC,page 11
2.2.5        Proses Pemotongan Mesin Sekrup
v  Pemotongan datar
Untuk melakuka pemakanan yang banyak maka digunakan pahat kasar. Besar feeding yaitu 1/3 dari tebal pemakanan.
Kedalaman pemotongan  dilakukan dai eretan alat potong, feeding dilakukan oleh gerakan meja, meja bergeser pada saat lengan luncur bergerak mundur.
                                       2.13 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Datar
                                        Sumber:modul shaping, ISTC,page 16
v  Pemotongan tegak
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan feeding dilakukan oleh gerakan eretan alat potong.


 

                                       2.14 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Tegak
                                        Sumber:modul shaping, ISTC,page 16
v  Pemotongan menyudut
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan feeding dilakukan oleh eretan alat potong.


 

                                    
                                                 2.15 Posisi Alat Potong Dalam Pemotongan Menyudut
                                               Sumber:modul shaping, ISTC,page 16

BAB III               PEMBAHASAN MATERI

3.1  Penyetingan mesin

*                         Pengaturan Kecepatan Langkah Mesin
Langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mensetting kecepatan langkah mesin :
1)      Mesin benar-benar harus dalam kondisi OFF
2)      Atur handle pengatur kecepatan langkah mesin pada posisi yang diinginkan (24,32,42,60,80,120)
3)      Pastikan handle pengatur kecepatan langkah mesin benar-benar telah tersambung dengan roda gigi yang mengatur kecepatan langkah yang distel.
*                         Pengaturan Panjang Langkah Mesin
Adapun langkah-langkah dalam penyetingan langkah mesin yaitu :
1)      Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
2)      Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
3)      Putar handlepengatur panjanglangkah mesin ke kiri atau ke kanan sesuai kebutuhan atau standar yang berlaku (putar ke kiri maka panjang langkah mesin menjadi kecil, putar ke kanan maka panjang langkah mesin menjadi besar)
4)      Kencangkan kembali mur pengunci pengatur panjang langkah mesin.
5)      Kencangkan kembali baut pengunci pengatur posisi langkah mesin.
*                         Pengaturan Posisi Langkah Mesin
1)      Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
2)      Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
3)      Putar handle pengatur posisi langkah mesin sesuai kebutuhan, (putar kiri = posisi langkah mesin dimajukan, putar ke kanan = posisi langkah mesin di mundurkan)
4)      Kencangkan kembali baut pengunci untuk mengatur posisi langkah mesin.
*                         Pengaturan Penambahan Kedalaman Pemotongan
Turunkan pahat sejauh 0,5 mm dengan cara :
a)      Putar handle gerak melintang meja sehinggabenda kerja ergerak menjauhi alat potong
b)      Kendorkan baut pengunci gerak vertical meja
c)      Putar handle gerak vertical mejasehinggah benda kerja bergerak naik pada saat alat potong berada posisi lengan ayun paling belakang
d)     Kencangkan baut pengunci gerak vertical meja
e)      Putar handle gerak melintang meja bergerak mendekati alat potong
f)       Operasikan mesin sehingga alat potong menyayat permukaan benda kerja sesuai kebutuhan.

3.2  Pencekaman Benda Kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mencekam benda kerja yaitu:
1)      Karena benda yang akan dibuat berbentuk balok, maka alat cekam yang digunakan adalah ragum
2)      Sebelum melakuka pencekaman  benda kerjamaka terlebih dahulu ragum yang digunakan harus disejajarkan dengan menggunakan dial indicator.
3)      Dalam melakukan pencekaman dibutuhkan beberapa alat bantu seperti:
Ø  Palu lunak
Ø  Karton
Ø  Pararel pad
Ø  Penyiku
4)      Gunakan pararel pad sebagai landasan benda kerja agar permukaan bidang kontak rata.
5)      Kemudian kencangkan lengan ragum sambil memukul permukaan benda kerja dengan pelan, untuk mengencangkan pencekaman
6)      Benda kerja yang dicekam minimal 2/3 bagian.
             3.1 Pencekaman Benda Kerja                           
        Sumber:modul shaping, ISTC,page 8

3.3  Pemotongan / pembuatan bakal balok

Setelah pencekaman dilakukan maka proses selanutnya yaitu pembuatan bakal balok, dimana tiap sisi bidang bakal balok harus siku.
Adapun proses pembuatan bakal balok yaitu:
1)      Sentuhkan pahat pada permukaan benda kerja, atur pahat /skala eretan pada posisi nol
2)      Setelah hidupkan mesin sekrap
3)      Kemudian lakukan penyekrapan pada benda kerja dengan mengatur langkah otomatis untuk gerakan meja.
4)      Setiap selesai mengerjakan suatu bidang, maka periksa kesikuanya dengan bidang yang telah dikerjakan dan bersihkan sisi tajam beda kerja dengan menggunakan kikir.
5)      Lakukan pemotongan hinggah ukuran yang tekah ditentukan.

3.4  Pemarkingan

Setelah bakal balok telah diproleh maka selanjutnya lakukan pemarkingan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
Alat- alat yang dihunakan dalam proses pemarkingan yatu:
Ø  Kongkol penggores
Ø  Mistar baja
Ø  Bevel protector
Ø  Penyiku

3.5  Proses Penyekrapan Alur V

Pada proses ini pahat yang digunakan adalah pahat sekrap kasar lurus.
Adapun  proses penyekrapannya sebagai berikut :
1)      Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan tegak, dimana posisi pahat sekrap tegak luruus dengan benda kerja.
2)      Kemudian pahat sekrap diletakkan ditengah-tengah alur V yang akan dibentuk
3)      Setelah itu lakukan pemotongan step demi step sampai mendekati garis.
4)        Kemudian untuk proses finishing dengan menggunakan metoda pemotongan menyudut, dimana ktool post pada mesin sekrap dimiringkan 45 0
5)      Kemudian lakukan pemotongan hinggah alur V menjadi halus
6)      Periksa kesimetrisan alur V.
                                      3.2 Posisi Alat Potong Terhadap Benda                       
    Sumber:modul shaping, ISTC,page 12

3.6  Proses Penyekrapan Alur U

Dalam proses pembuatan alur U, maka pahat sekrap yang digunakan adalah pahat sekrap alur U. Adapun proses pembuatannya yaitu:
1)      Pasang pahat alur pada bagian benda yang akan dibuat alur U, usahakan pahat tidak melewati batas pemarkingan.
2)      Gunakan metode pemakanan secara zig-zag untuk menghindari kemungkinan pahat akan terjepit pada benda kerja.
3)      Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan tegak, dimana pahat sekrap tegak lurus terhadap benda kerja.
4)      Lakukan pemotongan hingga mendekati ukuran yang ditentukan
5)      Setelah itu lakukan proses finishing hingga ukuran yang telah ditentukan, usahakan permukaan alur U halus.  
                                                                
                                      
                                               3.3 Posisi Alat Potong Terhadap Benda          
                                                 Sumber:modul shaping,ISTC, page 11

3.7  Menghitung Waktu Permesinan

Rumus dasar:
Waktu (t) = jarak/ kecepatan atau t = L/V
bidang 2                                                                                             Bidang 1                                 
bidang 3                                                                                       
      3.4 Bakal Balok Blok V
                                Sumber:Nurul Shabrina,13/04
Ukuran awal benda kerja yaitu:
*      Bidang 1 = 50 mm
*      Bidang 2 = 50 mm
*      Bidang 3 = 52 mm
Ukuran yang ingin dicapai yaitu;
·         Bidang 1 = 42 mm
·         Bidang 2 = 42 mm
·        Bidang 3 = 48 mm
Benda kerja dicekam dengan posisi melintang. maka perhitungannya yaitu:
Ø  L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak bebas belakang
L = 50 mm + lebar pahat + 2(lebar pahat)
L = 50 mm + 16 mm + 2(16) mm
L = 98 mm
L = 0,098 mm
Ø  Kecepatan (V)
   Dalam hal ini kecepatan terbagi 2 :
1.      Kecepatan maju (Va)
2.      Kecepatan mundur (Vr)
            Dimana diketahui kecepatan yang digunakan pada saat proses sekrap ini menggunakan kecepatan 60 m / menit.
Jadi, dapat diketahui bahwa :
Va = 20 m / menit
Vr =  40 m / menit
Jadi,
*      Waktu maju ( Ta)
Ta = jarak / kecepatan maju
Ta = L / Va
Ta = 0,0049 menit.
*      Waktu mundur (Tr)
                  Tr = jarak / kecepatan mundur
                  Tr =  L / Vr
                 
                  Tr = 0,00245 menit
Jadi, waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
                                                     = Ta + Tr
                                                     =  0,0049 menit + 0,00245 menit
                                                     = 0,00735 menit.
                  Untuk memperoleh waktu permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
*      Jumlah langkah (Z)
      Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) / feeding
     
      Z = 140
Jadi, waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th = T x Z
      = 0,00735 menit x 140
      = 1,029 menit
*      Jumlah meja dinaikkan ( n )
      n = diameter awal – diameter akhir / depth
     
      n  = 8 mm / 1 mm
      n  = 8 kali.
Jadi total permesinan bidang 1 yaitu:
      T tot = Th x n
               = 1,029 menit x 8 kali
               = 8,232 menit.
Ø  L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak bebas belakang
L = 42 mm+ 16 mm+ 2(16) mm
L = 90 mm
L = 0,09 meter
*      Waktu maju ( Ta)
            Ta = jarak / kecepatan maju
            Ta = L / Va
            
              Ta = 0,0045 menit
*      Waktu mundur (Tr)
             Tr = jarak / kecepatan mundur
             Tr =  L / Vr
            
              Tr = 0,00225 menit
Jadi, waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
                                                     = Ta + Tr
                                                     = 0,0045 menit + 0,00225 menit
                                                     = 0,00675 menit
                  Untuk memperoleh waktu permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
*      Jumlah langkah (Z)
      Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) / feeding
     
       Z = 140
Jadi, waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th = T x Z
      = 0,00675 menit x 140
      = 0,945 menit
*      Jumlah meja dinaikkan ( n )
      n = diameter awal – diameter akhir / depth
     
       n  = 8 mm / 1 mm
       n  = 8 kali.
Jadi total permesinan bidang 2 yaitu:
      T tot = Th x n
               = 0,945 menit x 8 kali
               = 7,56 menit.
Ø  L = panjang benda + jarak bebas depan + jarak bebas belakang
L = 42 mm+ 16 mm+ 2(16) mm
L = 90 mm
L = 0,09 meter
*      Waktu maju ( Ta)
            Ta = jarak / kecepatan maju
            Ta = L / Va
             
              Ta = 0,0045 menit
*      Waktu mundur (Tr)
             Tr = jarak / kecepatan mundur
             Tr =  L / Vr
            
              Tr = 0,00225 menit
Jadi, waktu total permesinan (T) = waktu maju + waktu mundur
                                                     = Ta + Tr
                                                     = 0,0045 menit + 0,00225 menit
                                                     = 0,00675 menit
                  Untuk memperoleh waktu permesinan dalam pengerjaan 1 bidang, maka terlebih dahulu harus mencari :
*      Jumlah langkah (Z)
      Z = lebar benda + 2 (lebar pahat ) / feeding
     
      Z = 123,3
Jadi, waktu untuk satu kali penyekrapan (Th) yaitu :
Th = T x Z
      = 0,00675 menit x 123,3
      = 0,8325 menit
*      Jumlah meja dinaikkan ( n )
      n = diameter awal – diameter akhir / depth
     
      n  = 4 mm / 1 mm
      n  = 4 kali.
Jadi total permesinan bidang 3 yaitu:
     T tot = Th x n
               = 0,8325 menit x 4 kali
               = 3,33 menit.
Jadi waktu total permesinan untuk memperoleh bakal balok dengan ukuran 42 x 42 x 48 yaitu,
Waktu total = T tot 1 + T tot 2 + T tot 3
                    = 8,232 menit + 7,56 menit + 3,33 menit
                    = 19,122 menit

3.8  Permasalahan dan Solusi

3.8.1        Permasalahan

Selama proses praktikum berlangsung terdapat beberapa masalah yang dihadapi, diantaranya :
*      Karena umur mesin yang sudah tua menyebabkan meja mesin ikut bergerak secara melintang ketika engkol gerakan vertical diputar untuk penambahan kedalaman pemakanan benda sehingga benda terkadang tidak presisi.
*      Beram hasil pemotongan panas dan bias saja melukai kulit.
*      Tempat kerja beroli dan dapat menimbulkan potensi bahaya seperti terpleset.

3.8.2        Solusi

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka ada beberapa solusi yang dapat kita tempuh diantaranya :
*             Memperhatikan dengan saksama pergeseran meja tiap kali menambah pemakanan, sehingga jika posisinya bergeser kita dapat mensetting ulang benda, demi mendapatkan hasil yang presisi.
*             Jangan berada terlalu dekat dengan benda kerja yang sedang dalam proses pemotongan.
*             Selalu memperhatikan lingkungan kerj, jika ada oli yang tercecer dilantai maka harus segera dibersihkan.


BAB IV                 PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Berdasarkann pada materi-materi yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Pada mesin sekrap terdapat motor penggerak yang berfungsi untuk menyalurkan putaran untuk menghidupkan mesin, untuk menyampaikan putaran dari roda gigi ke komponen-komponen mesin yang bergerak, maka terdapat beberapa elemen yang digunakan seperti belt, puli, rangkaian roda gigi, poros engkol, poros transporter, dan lain-lain.
Ø  Dalam melakukan pencekaman benda kerja untuk pembuatan Blok V, maka alat cekam yang digunakan adalah ragum, dengan beberapa alat bantu yang lain seperti pararel pad, karton, palu lunak dan penyiku.
Ø  Dalam proses pembuatan Blok V maka terdapat beberapa proses yang dilakukan yaitu pembuatan alur Vdan pembuatan alur U.Pada proses pembuatan alur V maka metoda pemotongan yang digunakan adalah metoda pemotongan tegak dengan pemakanan step demi step hingga mendekati garis, kemudian dilakuakan finishing dengan metode pemotongan sudut dimana tool post dimiringkan 45 0. Sedangkan pada pembuatan alur U, menggunakan metode pemotogan tegak dengan menggunakan pahat sekrap alur U, dan metode pemakanan zig-zag.
Ø  Pada saat melakukan perhitungan waktu proses permesinan maka rumus yang digunakan yaitu panjang benda dibagi dengan kecepatan permesinan.

4.2  Saran

Selama proses praktikum berlangsung, terdapat beberapa masalah yang belum dapat diselesaikan , oleh karena itu penulis merasa perlu untuk memberikan saran sebagai berikut:
Ø  Menemukan cara agar meja tidak bergeser melintang pada saat menaikkan meja secara vertical untuk menambah pemakanan benda kerja, agar peserta praktik tidak perlu mensetting  ulang mesin.
Ø  Menemukan cara-cara lain yang dapat dilakukan untuk memperoleh sudut sisi yang presisi pada proses pembuatan alur V, karena jika menggunakan metoda pengukuran benda secara terus-meneus selama proses pembuatan alur, maka itu akan sangat sulit dan memperlambat pekarjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar